Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi Aceh Sepakat Membangun Semangat Kewirausahaan

Tim Redaksi
Kalangan dunia usaha dan perguruan tinggi di Aceh sepakat untuk membantu menyelesaikan persoalan pengangguran dengan meningkatkan semangat kewirausahaan.
0 Komentar

Para mitra yang hadir dalam MSD di Aceh antara lain: PT Sinar Kopi Nusantara, PT Getlatela Jayati Group, PT Progresif Group Indonesia, Wira Usaha Bank Indonesia (WUBI), BPJS Ketenagakerjaan, BKKBN Provinsi Aceh, PT Pos Indonesia, PT Pembangunan Aceh, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong Aceh, dan PT Pema.

Sementara itu hadir 22 perwakilan dari 12 perguruan tinggi seperti Akademi Kesehatan Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh, Politeknik Indonesia Venezuela, Politeknik Kutaraja, STIE Sabang, Universitas Abulyatama, Universitas Almuslim, Universitas Bina Bangsa Getsempena, Universitas Gajah Putih, Universitas Jabal Ghafur, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Serambi Mekkah.

Dalam MSD tersebut terungkap keprihatinan bersama terkait dengan jumlah pengangguran yang cukup tinggi di Aceh. “Angka pengangguran di Aceh mencapai 8%, karena itu kami berencana membantu menyelesaikan persoalan ini, antara lain dengan program kewirausahaan,” kata seorang dosen.

Baca Juga:Dugaan Kasus Pencabulan, Tim Hotman Berikan BAP Tambahan di Polres MajalengkaBuka Lima Prodi Baru, USK Majalengka Siap Cetak Sarjana Produktif

Mengomentari presentasi kelompok tersebut, Niki mengatakan, jika dijalankan dengan baik, program MBKM kewirausahaan bisa berdampak lebih besar lagi. Di satu sisi, kata Niki, mahasiswa sendiri berpeluang untuk belajar menjadi wirausahawan.

“Tapi dampak yang lebih langsung adalah jika mahasiswa ber-MBKM dengan membantu UMKM mengakselerasi usaha mereka. Usaha-usaha mereka berpotensi untuk menjadi besar, dan kemudian bisa segera merekrut tenaga-tenaga baru,” kata Niki.

Soal Relevansi Lebih jauh Niki menjelaskan MBKM diperlukan karena sejumlah alasan. Alasan yang pertama adalah bahwa perguruan tinggi dituntut untuk semakin relevan dengan kebutuhan zaman.

Tuntutan ini kian kuat karena dunia terus mengalami perubahan, dan perubahan itu berjalan semakin cepat.

Menurut Niki, dalam era perubahan yang semakin cepat dan dengan tantangan yang semakin besar, dunia dan masyarakat tidak hanya membutuhkan lulusan perguruan tinggi yang pintar, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan zaman.

“Karena itu tidak cukup bagi perguruan tinggi untuk mengajarkan berenang saja, apalagi mengajarkan berenang di kolam renang. Perguruan tinggi perlu mengajarkan berenang di lautan, karena itulah realitas yang akan dihadapi oleh mahasiswa setelah lulus,” kata Niki.

Di lain pihak, selama ini ditengarai masyarakat, termasuk dunia usaha dan dunia industri, menyerahkan proses pendidikan sepenuhnya pada dunia pendidikan. Mereka hanya menunggu sambil berharap mendapatkan lulusan yang siap berkarya.

0 Komentar