Selain itu, mereka juga akan menjadi kelompok yang tidak mudah termakan informasi yang tidak bertanggungjawab.
“Mereka juga tidak terimbas pelanggaran-pelanggaran. Tidak mudah termakan dan menyebarkan hoax,” tegas dia.
Ke depan, jelas dia, perlu terus dilakukan program serupa, jika ingin pada Pilkada nanti lahir pemilih-pemilih pemula yang cerdas.
Baca Juga:Perhatikan Kesehatan Karyawan, PT SLI Gelar Medical Check UpSudah Tepatkah Dena Menjadi Calon Wakil Eman Suherman?
“Edukasi kaya gini teh perlu diperbanyak. Apalagi pemilih pemula juga kan banyak. Pemerintah bisa juga melakukan hal seperti ini,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) MA Assalam Maja Edi Rosidi SPdI menjelaskan, ada ratusan anak didiknya yang dipastikan masuk sebagai calon pemilih pada Pemilu mendatang.
“Dari data yang ada, sebanyak 143 anak-anak kami yang duduk di kelas 12 sudah masuk sebagai pemilih pemula. Jadi, pada tanggal 27 November 2024 nanti, mereka sudah punya hak memilih,” jelas dia.
Mengingat banyaknya jumlah siswa yang masuk sebagai pemilih pemula, Edi menilai, program Sekolah Kebangsaan yang digagas Tular Nalar itu, membantu dirinya dalam memberikan pemahaman. “Bagus. Biar anak-anak bisa tereduksi. Karena mereka bisa lebih memahaminya,” kata dia.
“Ada bekal. Ketika ada share informasi, mereka bisa lebih paham, sehingga tidak asal share lagi. Usia segini kan emang lagi senang-senangnya bermain gawai, dan bisa menjadi sasaran pihak-pihak yang suka mengirim informasi hoax,” lanjut Edi.***